HALLOPAPUA.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke China.
Sejak Rabu (12/6/2024) Luhut mengunjungi sejumlah kota dan daerah seperti Beijing, Jilin dan Shanghai.
Luhut juga bertemu dengan Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, dan para pengusaha asal Tiongkok.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Juga Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dan pejabat dari Tsinghua University.
Dalam pertemuan dengan Kepala NDRC Zheng Shanjie, Rabu (15/6/2024), Luhut meminta agar NDRC dapat mendukung implementasi kawasan industri Kaltara tersebut.
Dikutip dari Minergi.com, pemerintah menargetkan kawasan industri di Kalimantan Utara dapat selesai dalam empat tahun.
“Dari pertemuan dengan NDRC (National Development and Reform Commission) kita berharap satu bulan ke depan sudah bisa ‘di-groundbreaking'”.
Baca Juga:
6 Tips Memilih Hotel di Surabaya untuk Pengalaman Menginap yang Sempurna
7 Tips Memaksimalkan Penggunaan PayChat App untuk Transaksi Digital yang Cepat dan Aman
Proyek Rp30 Miliar KPP Pratama Sorong Terhenti, Nasibnya Belum Jelas
“Sudah dimulai konstruksinya dan saya kira dalam waktu empat tahun sudah selesai,” kata Luhut di Shanghai, Minggu (16/6/2024).
Kawasan industri di Kaltara juga sempat dibicarakan dalam pertemuan bilateral Presiden Joko WIdodo dan Presiden China Xi Jinping pada 27 Juli 2023.
Kawasan Industri Hijau seluas sekitar 30 hektare di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki nilai investasi hingga 132 miliar dolar AS.
Kawasan industri itu berjarak 185 km dari Ibu Kota Nusantara (IKN) dan di kawasan tersebut akan dibangun pabrik petrokimia.
Baca Juga:
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Pemuda Papua Barat Daya Tegaskan Dukungan Visi Misi Kepala Daerah
Pengukuhan Paskibraka Sorong 2025: 30 Pelajar Siap Kibarkan Semangat Nasionalisme
Pabrik petrokimia terbesar di Indonesia, tersebut memiliki kapasitas mencapai 4×16 juta ton per tahunnya.
Salah satu pembahasan Indonesia – Tiongkok waktu itu adalah “joint call” perusahaan di bidang petrokimia dan PLTA di Kaltara.
Selain itu ada juga rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas tiga juta ton.
Masih ada rencana pendirian pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas lima juta ton per tahun.
Selanjutnya rencana pabrik baterai kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).
Terakhir adalah rencana pembangunan pabrik polycristalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.***
Baca Juga:
Prabowo Targetkan APBN Nol Defisit 2028 Lewat Efisiensi dan Inovasi Fiskal
Polri dan Bulog Luncurkan Gerakan Pangan Murah, 100 Ton Beras Terjual Di Papua Barat Daya
Manfaat dan Risiko Press Release Berbayar dalam Strategi Komunikasi Korporat
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Duniaenergi.com dan Infomaritim.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Topikpost.com dan Hariansumedang.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.