Terima Laporan Perjalanan Dinas Menkeu Sri Mulyani ke AS, Begini Respons Presiden Prabowo Subianto

JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan respons terhadap hasil perjalanan dinas Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Amerika Serikat baru-baru ini.

Diketahui, Sri Mulyani menghadiri Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington D.C, Amerika Serikat pada Kamis (25/4/2025) waktu setempat.

Dalam kegiatannya tersebut, dirinya melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent.

ADVERTISEMENT

Baca Juga:

BRI Jamin Layanan Tak Libur Saat Long Weekend Tahun Baru Islam 2025

KPK Buru Jet Pribadi Papua, tapi Lokasi Masih Disembunyikan

Skandal 19 Koper: Uang Tunai Beli Jet Eks Pejabat Papua

SCROLL TO RESUME CONTENT

Membahas hubungan bilateral Indonesia-AS dam menyoroti arah kebijakan global AS melalui peranannya di lembaga-lembaga multilateral.

Sri Mulyani juga mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu Bessent membahas tindak lanjut kebijakan tarif resiprokal.

Dia bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Chairman Freeport McMoRan Richard Adkerson dan CEO Freeport McMoRan Kathleen Quirk membahas kebijakan tarif perdagangan hingga kerja sama kesehatan.

Sri Mulyani juga melakukan pertemuan bilateral dengan External Advisors of the Bretton Woods Institutions Patrick Achi dan Mark Malloch-Brown.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mendorong transformasi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk menjaga stabilitas dan pembangunan berkelanjutan bagi dunia.

Sri Mulyani menyampaikan potensi Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai nilai global kepada Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce) saat forum diskusi di Washington D.C.

Bagaimana respons Presiden Prabowo Subianto gerhadap hasil perjalanan dinas tersebut?

“Dia bilang good, bagus,” kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Sri Mulyani menjelaskan substansi laporan yang disampaikan kepada Prabowo mencakup isu-isu yang sedang menjadi perhatian global.

Termasuk kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dan proses pembahasan terkait hal tersebut.

Selain itu, dibahas pula pandangan berbagai negara terhadap kebijakan tersebut, termasuk pernyataan dari menteri keuangan negara-negara lain.

“Dan bagaimana mekanisme selanjutnya utamanya terhadap mekanisme multilateral.”

“Utamanya menyangkut kondisi dan situasi dari negara negara yang saat ini kesulitan dapat akses capital.”

“Dan juga kemungkinan risiko-risiko yang terjadi yang dibahas di pertemuan IMF dan World Bank,” kata dia.***